Jumat, 27 Januari 2012

Tamu Spesial di Awal Tahun

Jakarta - Awal tahun 2012 terasa amat spesial karena keluarga besar PS Persinas ASAD mendapat kehormatan didatangi oleh salah seorang pesilat terbaik Australia. Adalah David Arief Bachsinar (30 tahun), pesilat Australia yang sengaja datang ke Padepokan PS Persinas ASAD untuk menggali ilmu dari pesilat pesilat Indonesia. Kedatangan David tidak lain atas masukan dari guru silatnya, Bapak Les Irawan, agar David memperdalam khasanah ilmu pencak silat pada PS Persinas ASAD di Jakarta.

Hal ini dapat terlaksana dengan baik atas dasar tali pertemanan antara Bapak Les Irawan dengan Bapak Ir. H. Teddy Suratmadji Msc (sekum PS Persinas ASAD) yang telah lama terjalin baik hingga akhirnya Bapak Les Irawan memercayai PS Persinas ASAD untuk menempa anak didiknya sekaligus agar ia mendapat pengalaman dan khasanah ilmu pencak silat yang tidak didapatnya di Australia.

Dalam kunjungannya ke Indonesia selama seminggu (5 s/d 13 Januari 2012) David tidak hanya melakukan latih-tanding dengan sesama pesilat pesilat PS Persinas ASAD, namun juga mempelajari tentang falsafah yang terkandung di dalamnya. Menurut kesaksian rekan rekan PS Persinas ASAD yang turut menemani David selama di Indonesia, antusiasme David untuk mengetahui ilmu pencak silat sangat tinggi. "David kesini (baca: Indonesia) bukan hanya karena ingin tahu mengenai teknik tanding pencak silat, tapi juga ia ingin tahu kaidah asimilasi antara pencak silat sport dan pencak silat tradisional," ujar Sani Agung Widodo, salah satu rekan Persinas ASAD yang ditugasi menemani David selama di Indonesia.

"Kalau urusan kekuatan fisik, teknik dasar bertanding, David sudah diatas rata rata. Dia pernah merasakan jadi juara Thai Boxing di Australia. Yang dia inginkan di Indonesia adalah menemukan seni beladiri/pencak silat asli yang belum tercampur kaidah kaidah silat moderen. Jelas ini ada dalam pencak silat tradisional," tambahnya.

Atas dasar inilah rekan rekan PS Persinas ASAD mengajaknya berkunjung ke Cikaret - Cianjur, Jawa Barat menemui salah satu dedengkot pendekar pencak silat, Wak Dudun. Disana ia diajari bagaimana dan apa perbedaan mencolok antara pencak silat moderen dan pencak silat tradisional.

Usaha David untuk menimba ilmu pencak silat sesungguhnya di Indonesia tidak sia sia. Disini ia berkesempatan melakukan latih tanding langsung kepada beberapa orang guru besar pencak silat tradisional. "Bagi orang bule macam David, jika mau tahu apakah suatu beladiri itu benar benar ampuh dan mematikan, dia harus tahu dan praktek langsung di lapangan. Jadi bukan sekedar tahu dari teori atau rekaman video saja," katanya lagi.

Selama kunjungannya ke padepokan PS Persinas ASAD, satu hal yang sangat dirasakan mencolok bagi rekan rekan pelatih adalah ia selalu menghubungkan suatu teknik beladiri dengan logika. Suatu teknik beladiri dianggap baik olehnya apabila masuk akal namun efektif. "Dia tidak hanya menanyakan teknik bagaimana menjatuhkan pesilat, tetapi juga bagaimana cara menjatuhkan atlet Thai Boxing dengan kaidah beladiri yang dipunyai pencak silat,".

Dari sisi non teknis, ia sangat salut dengan pelayanan yang diberikan oleh pihak padepokan yang sangat koperatif. Ia pun takjub dengan pesilat pesilat PS Persinas ASAD yang dianggapnya sangat religius namun tetap santun melayani tamu asing. Tidak sampai disitu, ia masih tidak percaya bahwa PS Persinas ASAD tidak pernah sekalipun memungut iuran kepada para murid/pesilatnya. Terlebih lagi melihat sarana dan pra-sarana lengkap yang dimiliki oleh PS Persinas ASAD tanpa adanya iuran wajib dari anggota PS Persinas ASAD. Bagaimana mungkin?. "That's unbelievable," ujarnya. Wow, sungguh pengalaman yang luar biasa, bukan begitu Dave?. © 2012 (kontributor: Sani Agung Widodo / H. Rian Widya Tenaya)


David sedang melakukan latih-tanding dengan rekan Persinas ASAD


David melatih 'olah rasa' dengan Kang Dindin (Cikaret Kari Madi)



Berpose dengan beberapa orang pewaris silat tradisional Indonesia

Berpose dengan rekan rekan PS Persinas ASAD
Ki-ka: H. Rian, Fani, Yudhy, David, Janu, Sani

__________________________

DAVE'S PROFILE

Name: David Arief Bachsinar
Age: 30
Hobbies: Mountain Ski, Martial Arts

Silat Master: Irawan, Les
Silat Background: Domas, Silat Elang
MA Ach: Thai Boxing Champion Virginia
Favorite Quote: Awesome!





foto foto oleh: H. Rian Widya Tenaya

Jumat, 20 Januari 2012

POLHUKAM: Dua Pesilat Siap Pimpin DKI Jakarta



video milik: LantaburTV (diunggah pada Youtube)

Rabu, 18 Januari 2012

POLHUKAM: Cagub DKI dan Prosesi Palang Pintu di Persinas ASAD

ditulis oleh: Prayitno Ramelan

Kemarin (15/1/12) penulis mengunjungi sebuah padepokan silat di kawasan Pondok Gede, tepatnya di daerah Lubang Buaya Jakarta Timur. Perguruan yang bernama Persinas ASAD yang merupakan singkatan dari Perguruan Silat Nasional, Ampuh Sehat Aman Damai. Kunjungan penulis ke sarang macan tersebut dalam rangka melamar, memohon doa restu dari guru besar serta Ketua Umum ASAD untuk menggandeng Ir H Teddy Suratmadji, Msc sebagai Calon Wakil Gubernur DKI (Cawagub DKI).

Kunjungan resmi penulis sebagai Cagub DKI ke perguruan/ padepokan tersebut merupakan sebuah simbol dukungan para pesilat yang hadir sebagai undangan. Guru Besar ASAD (Bapak KH Abdul Syukur) beserta Ketua Umum Brigjen TNI (Purn) H. Agus Susarso menerima kedatangan penulis dengan sebuah suasana keakraban dan kekeluargaan.

Acara sengaja digelar dalam rangka penghormatan penulis sebagai Cagub DKI dari jalur independen untuk persiapan pertarungan dalam Pilkada DKI yang akan dilaksanakan pada tanggal 11 Juli 2012. Sebagai anak keturunan Betawi, penulis melaksanakan upacara adat mirip lamaran "palang pintu." Demikian acara adat dilaksanakan untuk meminta ijin serta doa restu kepada sesepuh serta pengurus ASAD dan para pesilat yang hadir.

Perguruan Silat Nasional ASAD yang didirikan pada tanggal 30 April 1993 dengan berasaskan Pancasila dan UUD 1945, bermaksud menghimpun seluruh potensi bangsa yang memiliki persamaan cita-cita, wawasan dan tujuan dalam melestarikan budaya bangsa, khususnya ilmu seni bela diri pencak silat nasional yang bersumber pada aliran silat Cimande, Kunto, Cikaret, Singa Mogok, Nagan, Cikalong, Syahbandar, Garuda Mas, Sabeni, dan Tangkap Menangkap (TM).

Acara juga dihadiri sesepuh Silat Indonesia yang tidak asing lagi yaitu Bapak Eddy Nalapraja, para pengurus ASAD, Guru Besar Silat Cimande, Pengurus Persatuan Silat Betawi serta beberapa pengurus dari IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Sebelum acara dimulai, dilakukan peragaan dari dua pesilat ASAD yang mempunyai prestasi nasional dan internasional. Dua pesilat remaja, memainkan jurus perorangan yang demikian indah tapi berisi, dilanjutkan dengan senjata tajam dan tongkat (toya).

Dilanjut dua pesilat cilik dari Bandung memeragakan keahliannya, semua hadirin mengagumi permainan keduanya. Terahir demo ditutup oleh pesilat sepuh ASAD yang berumur 79 tahun, yang memainkan beberapa jurus yang sangat indah dan dengan kembangan-kembangan khas silat Jawa Barat dengan iringan gendang pencak.

Guru Besar ASAD KH Abdul Syukur membuka acara dengan menanyakan maksud kedatangan penulis, yang dijelaskan penulis maksud kedatangan tersebut, untuk meminta ijin Kang Teddy Suratmadji sebagai salah satu pesilat ASAD mendampingi penulis untuk menjadi Cawagub DKI. Kemudian Guru Besar menanyakan sebagai putra Betawi, apakah penulis juga menguasai silat? Alhamdulillah saat masih kecil, penulis oleh Babe Ran Ramelan (Alm) dipanggilkan guru silat asli betawi yang bernama Bang Aspas (alm), yang dikenal sebagai salah satu cucu murid jawara Kemayoran, Bek Kuru.

Penulis memainkan beberapa jurus dasar yang bernama Tiga Sangkol, Tiga Potong dan Tiga Kubet. Alhamdulillah dengan diiringi gendang pencak yang datang dari Bandung, jurus dasar pencak penulis terasa masih mempunyai bobot serangan dan pertahanan. Bapak Eddy Nalapraja mengatakan setelah demo, masih mantap dan berisi, ujar beliau. Setelah penulis, Kang Teddy juga diminta oleh Guru Besar untuk memainkan bebrapa jurus. Kang Teddy memainkan jurus dengan golok (parang) yang sangat indah tetapi bertenaga.

Selesai acara ujian, Guru Besar menyerahkan golok, Al Quran dan buku UUD 1945 sebagai simbol agar pasangan Cagub dan Cawagub DKI ini berangkat mengikuti pertarungan di Pilkada DKI dengan sebuah senjata yaitu niat baik, rasa percaya diri yang besar dan membela masyarakat, bangsa dan negara sebagai muslim yang tetap memegang UUD 1945 sebagai dasar. Demikian pesan yang tersirat dari simbol tersebut.

Penulis bersama Cawagub Kang Teddy diminta menyampaikan visi dan misi sebagai pegangan maju dalam Pilkada. Setelah menjelaskan semua rencana serta kondisi pertarungan yang sudah dimulai, maka hadirin dengan semangat menyatakan mendukung pasangan penulis dan Kang Teddy untuk maju dengan keyakinan penuh. Para pesilat yakin dengan pegangan sifat-sifat Rasul sebagai Umaro, yaitu Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah, pasangan akan sukses memenangkan persaingan. Rangkaian acara ditutup dengan doa yang dipimpin oleh Bapak Aceng Karimullah.

Demikian informasi semua prosesi "palang pintu," yang mungkin sudah banyak dilupakan oleh kita. Sebagai penutup, para Guru Besar Silat serta Para Ketua Umum Silat menyatakan bersama "Dua Pesilat Siap Memimpin Jakarta." Prayitno Ramelan (www.ramelanteddy.com)

_________________

sumber: http://ramalanintelijen.net/?p=4745

Senin, 16 Januari 2012

Global SILAT: Laporan Pra PON XVIII Wilayah 3

Bali - Senin (16/1/12) Persinas ASAD kembali memberikan nuansa baru di percaturan Pencak Silat tanah air. Dari ajang Pra PON XVIII Riau wilayah 3 yang diselenggarakan di GOR Purna Krida Krobokan - Bali sejak tanggal 13-16 Januari 2012 untuk cabang olah raga Pencak Silat, 5 orang pesilat ASAD yang kali ini mewakili Pengprov IPSI masing masing, 3 orang diantaranya berhasil masuk final dan mendapatkan prestasi yang menggembirakan. Adapun pesilat pesilat asal PS Persinas ASAD yang kali ini turun di ajang Pra PON XVIII wilayah 3 ini adalah:

1. Eka Yulianto (Jawa Barat) - kelas F (wiralaga)
2. Eri Budiono (Jawa Barat) - kelas H (wiralaga)
3. Dwi (Kalimantan Barat) - kelas E (wiralaga)
4. Muhammad Ihsan (Kalimantan Barat) - kelas G (wiralaga)
5. Abdul Malik (Sulawesi Utara) - kelas A (wiralaga)


 













 


suasana wiralaga Pra PON XVIII wilayah 3 di Badung, Bali

Adapun salah satu pesilat kebanggaan PS Persinas ASAD, Eko Yulianto, masih menjadi atlet pencak silat kategori wiralaga yang bersinar. Turun di kelas F, Eko Yulianto berhasil menyabet gelar Juara 1 dimana pada putaran final ia menang WO (Walk Out). Hal ini turut diimbangi pula oleh pesilat asal PS Persinas ASAD yang juga sama sama mewakili Pengprov IPSI Jawa Barat, Eri Budiono, yang berhasil menyabet gelar Juara 2 di kelas H setelah di final dikandaskan oleh pesilat asal tuan rumah, I Nyoman Ardika Saputrawan. Selain kedua pesilat asal PS Persinas ASAD tersebut, Dwi, yang mewakili Pengprov IPSI Kalimantan Barat juga berhasil meraih gelar juara 3 di kelas E. Meski demikian amat disayangkan 2 orang pesilat asal PS Persinas ASAD, M. Ihsan (Kalimantan Barat), dan Abdul Malik (Sulawesi Utara), belum mampu berbuat banyak dalam ajang Pra PON XVIII kali ini.

Disamping prestasi yang berhasil ditorehkan oleh para pesilat asal PS Persinas ASAD, ada pula sesuatu yang unik dari ajang Pra PON XVIII wilayah 3 kali ini. Yakni adanya puluhan supporter asal Bali (tuan rumah) yang justru malah mendukung pesilat pesilat PS Persinas ASAD setiap kali mereka turun ke gelanggang. Tidak peduli atlet tersebut sedang mewakili Pengprov IPSI masing masing, puluhan supporter ini tetap menganggap pesilat tersebut adalah 'bagian' dari mereka. Harus diakui, ini adalah salah satu bentuk kekuatan yang tidak dimiliki oleh perguruan silat lain. Dimana tali persaudaraan yang erat diantara sesama keluarga besar PS Persinas ASAD mampu menembus batas wilayah dan batas negara. Luar biasa. © 2012 (kontributor: Agus Purmadi / Ichwan)




















supporter fanatik PS Persinas ASAD selalu hadir memberi semangat

______________________

foto-foto oleh: Agus Purmadi / Ichwan